Saya berencana menjadi arsitek "betulan" karena itu saya membuat kartu nama... Saya mendesign nya sendiri, memilih gambar , font, dan warna nya sendiri.. sebaik mungkin semampu saya - saya buat supaya kartu nama ini bisa betul betul indah dan fungsional bersamaan, serta representatif...
Gambar yang saya pakai, adalah salah satu gambar yang saya buat, sebuah ikan dengan warna coklat - bata, yang saya tiru dari sebuah buku mengenai sushi.
Hasilnya, ya.. tentu saja menurut saya, kartu nama saya itu sangat keren. Artful *boleh dibilang begitu, setidaknya secara pribadi*. Dan saya bangga dengan nya. :)
Saya belum banyak membagi kartu nama saya ini, dan ketika saya mau beri ke salah seorang teman ibu saya, si tante ini, saya langsung jatuh seketika.
Mengapa demikian? Yah, waktu saya beri kartu itu dengan penuh kebanggaan " nih, tante, kartu nama ku, hehe" , beliau hanya melihat nya sebentar, dan kemudian langsung berkomentar " Kartu nama begini mah, gak bakal laku, hurup belakang nya kekecilan, ga keliatan apa apa buat orang tua. Paling paling langsung di kembali in ke kamu, buat apa? Cuman sok artistik, padahal informasi nya gak kebaca." dan diletakan nya kembali itu kartu ke meja.
ugh. makjleb langsung ke hati saya. Reaksi pertama saya adalah, sedih luar biasa, tersinggung, dan kemudian marah. Begitu teganya menghina karya seni saya yang sudah saya buat sepenuh hati seperti itu. Saya betul betul marah. Kemudian kemarahan saya hilang, kemudian saya sedih lagi.
Dipikir2..., tante saya itu berkata benar. Huruf di bagian belakang memang sulit terbaca untuk orang yang sudah berumur diatas 30 tahun (40 tahun lah), karena saya ingat, bapak ibu saya juga tidak bisa baca, tulisan nya apa di belakang kartu (hanya saja, mereka tetap memuji gambar ikan dan komposisi kartunya).
Langsung lah saya minder, minder berat... saya langsung mengurungkan niat mau membagikan kartu nama itu ke teman2 ibu saya yang lain. PD saya langsung hilang... *sigh*
Tapi kemudian saya teringat ramalan horoskop dari teman saya beberapa waktu lalu... saya tidak ingat kalimat pastinya bagaimana, tapi ini yang saya tangkap :
"penting untuk mendengar dan menerima berbagai pendapat orang lain tentang diri kamu, tapi tidak harus selalu mengikutinya, karena dengan mengikuti pendapat2 itu, malah akan menghancurkan diri sendiri"
Di seminar kemarin dikatakan, bahwa manusia tidak suka di kritik... begitu pula saya, saya tidak senang di kritik.
Dengan kombinasi ingatan saya *yang kacau balau* tentang hal tersebut, saya tersadar, kartu nama saya memang tidak sufficient untuk orang bermata minus atau plus tanpa mengenakan kacamata, sedangkan kartu nama saya dicetak sebanyak 500 lembar (dan saya tidak suka buang buang sumber daya alam terutama kertas secara sia sia), tapi saya juga tetap ingin membagikan nya,
karena itu saya putuskan, saya akan selalu membawa pena permanen untuk menulis ulang nomor telepon saya di bagian belakang kartu, jika memberikan nya kepada orang yang telah berumur. haha.. :)))
btw, ini kartu saya ...
bagian muka
Tentunya hanya jika orang yang saya kasih kartu itu, terlihat menyipitkan mata untuk membaca lebih jelas, atau kalau dia bertanya soal informasinya , kalau tidak, wah, bisa ganti tersinggung calon pengguna jasa saya tersebut. haha :D
ngomong ngomong, karena merasakan tajamnya dikritik seperti itu *sadis bo, kritikannya*, saya jadi teringat ... saya juga sering mengkritik orang, kebanyakan mengenai sketsa arsitektur.
Saya pakai konteks "bagus", "biasa" dan "jelek", saya sering kali mengatakan "biasa" ketika mengomentari gambar teman2 saya. Dan saya tersadar sekarang, mungkin mereka merasa sedih dan marah karena nya , sama seperti yang saya rasakan kemarin, waktu di kritik soal kartu... :(
ugh.. bagi yang pernah saya bilang "biasa" buat gambar yang kalian buat, saya mohon maaf ya... saya jujur, gambar kalian itu memang "biasa" untuk saya, tapi saya tidak bermaksud membuat kalian sedih. Ugh.
Sunday, May 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
Emang ukuran kartunya seberapa sih Ra'? Kalo ukurannya standar kartu nama biasa, dengan membandingkan ukuran tulisan ke ukuran kartu, keliatannya ukuran hurufnya nggak terlalu kecil kok untuk ukuran kartu nama... menurutku pilihan fontnya yg bikin nggak nyaman diliat mata tua.
ukuran kartunya 9x5. bukan font di depan yang di protes, tapi yang di belakang..
aku pake arial biasa, warna putih, posisi di tengah kartu, ukuran nya sedikit lebih kecil dari kartu kebanyakan. *ga tau persisnya* .. nah, itu yang di protes... hehe
sketchnya keren ra,,,
tapi...
kalo maksudmu ini adalah kartu nama arsitek,
apa ngga kurang representatif ya?
kenapa ikan? =)
imho- kalo kata orang2 fn :P
"kenapa ikan?" <-- memang jadi target pertanyaan yang kuharap bisa kuterima tiap kail membagikan kartu.. hehe..
entah apa ini terpengaruh "Trio Detektif" yang memasang tiga tanda tanya sebagai logo mereka, dan memancing pertanyaan seperti itu. Atau bukan.
Aku sih, tulisnya disitu "Widya Laksmi Larasati, Architect. Artist" jadi nanti kujawab " ikan ini, adalah salah satu hasil karya saya ", jadi orang bisa lihat aku ni "artist" disebelah mananya.
Tapi ya, itu cuma rencana.
Sangkyu pujian nya... *jarang jarang dipuji* hihihi... XD
asiiik ara jadi artis!! hihihi xD
how how... anyway kalo untuk kartu nama itu emang kalo bisa jangan yang aneh2 gitu sih fontnya. untuk ukurannya, saran aja sih, coba ngeprint dulu dari font 6-12, kira-kira yang paling enak dibaca yang mana, pake font aneh gapapa deh asal ukurannya pas :D
Post a Comment